GeMa NTB.Bima_Sebuah video yang memperlihatkan ambulans milik Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Woha viral di media sosial. Dalam video tersebut, tampak seorang petugas kesehatan perempuan yang mengemudikan ambulans saat membawa pasien rujukan menuju RSUD Bima. Video ini memicu beragam komentar dan spekulasi dari warganet yang menduga bahwa PKM Woha tidak memiliki sopir ambulans.
Menanggapi hal tersebut, Kasubag TU PKM Woha, Edy Firmansyah S.Kep, yang di temui di ruang kerjanya Jum'at 5 Desember 2025,memberikan klarifikasi. Ia membenarkan bahwa ambulans dalam video tersebut adalah milik PKM Woha. Namun, ia menegaskan bahwa asumsi publik mengenai tidak adanya sopir adalah keliru.
“Bukan tidak ada sopir. Justru yang memvideokan ambulans itu, yang dilihat netizen memegang kamera, adalah sopirnya sendiri,” jelas Edy.
Menurut Edy, pihaknya saat ini telah memanggil sopir yang merekam video tersebut untuk meminta klarifikasi terkait motif di balik tindakannya yang kemudian menimbulkan kesalahpahaman publik.
Beban Pelayanan Tinggi di PKM Woha
Edy juga menjelaskan bahwa kondisi PKM Woha belakangan ini mengalami lonjakan pasien. Dalam situasi tertentu, jumlah pasien rujukan bisa lebih banyak dibanding jumlah sopir ambulans yang tersedia. Karena itu, dalam kondisi darurat, tenaga kesehatan yang memiliki izin dan kompetensi diperbolehkan mengemudikan ambulans demi mengutamakan keselamatan pasien.
“Prinsip dalam pelayanan kesehatan adalah keselamatan pasien. Jika keadaan darurat, bidan atau tenaga kesehatan lain yang memiliki izin dapat mengemudi ambulans,” tambahnya.
Di akhir pernyataannya, Edy berharap agar masyarakat maupun tenaga kesehatan lebih bijak dalam menyebarkan konten di media sosial. Ia meminta agar video semacam itu tidak langsung disebarkan tanpa ada klarifikasi resmi untuk menghindari kesalahpahaman dan keresahan publik.
“Kami berharap masyarakat dan tenaga kesehatan tidak menyiarkan atau membagikan video seperti itu sebelum klarifikasi, supaya tidak terjadi salah informasi,” tegasnya.
Dengan klarifikasi ini, PKM Woha berharap isu viral tersebut dapat diluruskan dan masyarakat memahami kondisi sebenarnya di lapangan, khususnya terkait tantangan pelayanan kesehatan dalam situasi darurat.
COMMENTS